Minggu, 18 November 2018

Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Chikungunya


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT CHIKUNGUNYA







BAB II
PEMBAHASAN

A.                DEFINISI
Cikungunya berasal dari bahasa Swahili yang berarti terikat, yang dalam hal ini berkaitan dengan kejang urat yangmerupakansuatu tandaatralgia. Dan merupakan penyakit infeksi akut yang miripseperti virus dengue seperti demam mendadak, atralgia, ruam makulapopular dan leucopenia. (sumarmo,2002).
Virus Chikungunya pertama kali diisolasi oleh Ross pada tahun 1953 sejak terjadinya epidemi dengue di wilayah Newala, Tanzania. Transmisi penyakit ini umumnya oleh nyamuk genus Aedes distribusi geografi meliputi wilayah tropis dari subSahara Afrika, Asia dan  Ameika Utara.
             
              Demam Chikungunya relatif kurang berbahaya dan tidak fatal dibandingkan dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Demam chikungunya merupakan penyakit self limiting disease
(sembuh sendiri). Masa inkubasi terjadinya penyakit sekitar dua sampai empat hari, sementara manifestasinya timbul antara tiga sampai sepuluh hari. Gejala utama terkena chikungunya,
Tiba- tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, terdapat gejala khas yaitu timbulnya rasa pegal- pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang- tulang (demam tulang / flu tulang). Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali (silentvirus chikungunya). Kelumpuhan dapat terjadi pada kasus demam chikungunya walau hanya bersifat sementara sebagai efek dari proses perkembangbiakan virus dalam darah yang menimbulkan perasaan nyeri pada tulang dan seputar persendian sehingga sulit menggerakkan anggota tubuh. Akan tetapi, itu bukan berarti kelumpuhan total

Chikungunya adalah penyakit yang ditandai dengan demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai adanya ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan ) pada kulit. Gejala demam mendadakp ada penyakit ini dapat mencapai 39°C, nyeri terdapat pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjuntival injection dan sedikit fotofobia.


B.                 ETIOLOGI
Chikungunya disebabkan adanya inveksi virus chikungunya (CHIKV), yaitu jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga Togaviridae, dan ditularkan atau di sebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypty, nyamuk yang sama menularkan penyakit demam berdarah dengue.(Sumarmo,2002).


C.                 TANDA DAN GEJALA
Rata-rata masa inkubasi bagi Chikungunya adalah sekitar 2-12 hari tetapi umumnya 3-7 hnari (Centers for Disease Control and Prevention, 2010).  Gejala yang sering ditimbulkan infeksi virus ini berupa demam mendadak disertai menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara tiba-tiba dengan derajat tinggi ( >40ºC). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya. Demam juga sentiasa berhubungan dengan gejala-gejala lainnya seperti sakit kepala, mual dan nyeri abdomen (Swaroop, A., Jain, A., Kumhar, M., Parihar,N., and Jain, S., 2007).  Nyeri sendi (arthralgia) dan otot(myalgia) bias muncul pada penderita chikungunya. Keluhan arthralgia ini ditemukan sekitar 80% pada penderita chikungunya dan biasanya sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut,siku, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan. Gejala ini dapat bertahan selama beberapa minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai Rheumatoid Artritis.  Nyeri otot pula bisa terjadi pada seluruh otot terutama pada otot penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu dan anggota gerak (Ng, K.W., et al 2009).  Pada kebanyakan penderita , gejala peradangan sendi biasanya diikuti dengan adanya bercak kemerahan makulopapuler yang bersifat non pruritic. Bercak kemerahan ini sering ditemukan pada bagian tubuh dan anggota gerak tangan dan kaki. Bercak ini akan menghilang setelah 7-10 hari dan kemudiannya diikuti dengan deskuamasi (Yulfi, H., 2006) Gejala-gejala lain yang bisa ditemukan termasuk sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening di leher dan kolaps pembuluh darah kapiler (Oktikasari, F.Y., Susanna, D., dan Djaja, I.M., 2008).


D.                KLASIFIKASI
Nyamuk yang menjadi vektor penular Chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang paling berperan utama (primary vector) dalam penularan Chikungunya karena nyamuk tersebut hidup di dalam dan sekitar tempat tinggal manusia sehingga banyak kontak dengan manusia. Aedes aegypti adalah spesies nyamuk yang hidup di dataran rendah beriklim tropis sampai subtropis (Anggraeni, 2010).  Menurut Richard dan Davis (1977) dalam Soegijanto (2006), kedudukan nyamuk Aedes aegypti dalam klasifikasi hewan adalah sebagai berikut: Filum : Arhropoda
Kelas : Insecta
Bangsa : Diptera
Suku : Culicidae
Marga : Aedes
Jenis : Aedes aegypti L
E.                 ANATOMI DAN FISIOLOGI DARAH


Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Komponen cair darah yang disebut plasma yang terdiri dari 91 – 92 % air yang berperan sebagai medium transport dan 7 – 9 % terdiri dari zat padat yaitu protein-protein (Albumin, Globulin, Fibrinogen). Unsur Anorganik (natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi, dan Iodium) dan unsur organik (zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, fosfolipid, kolesterol, glukosa, dll).
Medium padat darah atau unsur selular darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit.

 
















Sel darah merah (eritrosit)
Fungsi eritrosit adalah menyangkut dan melakukan pertukaran O2 dan CO2. jumlah eritrosit ± 5 juta per mm3 atau 5.000/mm3 darah. Pada orang dewasa umur eritrosit rata-rata 120 hari. Pembentukan eritrosit dirangsang oleh glikoprotein, dan eritropoetin dari ginjal.
Sel darah putih (leukosit)
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama leukosit. Jumlah normal adalah 4.000 – 10.000/mm3.
5 jenis sel darah putih, yaitu:
1)      Neutrofil       55%
2)      Eosinofil       2%
3)      Bosofil          0,5-1%
4)      Monosit        6%
5)      Limfosit        36%
Trombosit
Trombosit atau platelet bukan merupakan sel melainkan pecahan granular sel, berbentuk piringan dan tidak berinti, berdiameter 1-4 mm dan berumur kira-kira 10 hari. 1/3 berada dalam limpa sebagai cadangan dan sisanya berada dalam sirkulasi. Jumlah normal antara 150.000-400.000/mm3. Trombosit sangat penting peranannya dalam hemostatis dan pembekuan.
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3.

F. MORFOLOGI
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian.
Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.




G. CARA PENULARAN
Penularan Chikungunya dapat terjadi bila penderita yang mengandung virus Chikungunya digigit nyamuk penular maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita (extrinsic incubation period), nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya sehingga selain menjadi vektor juga menjadi reservoir dari virus Chikungunya (Depkes, 2001). Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum nyamuk menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis) agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus Chikungunya dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
Seseorang yang telah terinfeksi oleh virus Chikungunya melalui gigitan nyamuk akan mengalami masa inkubasi selama 2 –12 hari tetapi umumnya 3 –7 hari, selama masa inkubasi ini virus berada di dalam darah yang disebut dengan fase akut/viremia (5 –7 hari). Penderita yang dalam masa viremia inilah yang dapat menularkan Chikungunya ke orang lain selama terdapat vector penular penyakit (Depkes, 2001).  Faktor-faktor yang memegang peranan dalam penularan infeksi virus Chikungunya yaitu manusia, vektor perantara dan lingkungan. Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vector namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembangbiak dalam waktu 8 –10 hari (extrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit (Depkes, 2001).

 H. Manifestasi klinis
Demam chikungunya memiliki gejala dan keluhan yang mirip dengan demam dengue namun lebih ringan dan jarang menimbulkan pendarahan. Adapun tanda dan gejala demam chikungunya adalah :
1.      Demam yang timbul mendadak mencapai 39° C selama 1-6 hari, di sertai dengan sakit kepala, conjunctiva injection dimana pembuluh konjungtiva mata akan tampak nyata dan terjadi fotofobia ringan, mialgia dan atralgia yang melibatkan berbagai sendi, serta dapat pula disertai anoreksia, gejala flu,mual dan muntah.
2.      Nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelngan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang (break-bone fever).
3.      Pada orang dewasa,gejala nyeri sendi dan otot  sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena sakit bila berjalan.
4.      Ruam kemerahan pada kulit (setelah 3-5 hari).
5.      Pembesaran kelenjar getah bening.
6.      Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.
7.      Pada bayi : demam mendadak dengan diikuti kulit merah, kejang dan demam dapat terjadi, setelah 3-5 hari demam, timbul ruam makulopapular miniman dan limfadenopati, injeksi conjunctiva, pembengkakan kelopak mata, faringitis dan gejala – gejala serta tanda – tanda  dari penyakit traktus  respiratorius bagian atas umum terjadi, tidak ada enantema.


I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
1.      Isplasi virus (paling akurar)
1)      2-5 ml darah dalam minggu ke satu perjalanan penyakit.
2)      Virus CHIK (efeksitopatik) di komfirmasi dengan antiserum CHIK sfesifik.
3)      Hasil di dapat dalam 1-2minggu.
2.      Pemeriksaan serologi
1)      10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah omset klinik terjadi) dan pada fase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel di ambil.
2)      Pemeriksaan IgM di lanjutkan MAC-ELISA hasildalam 2-3 hari
3)      Reaksisilang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA
4)      Diagnos (+):
5)      Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan
6)      Antibody IgM spesifik CHIK (+).
3.      Polymerase chain reaction (PRC)
1)      Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PRC
2)      Specimensama dengan untuk isolasi virus
3)      Hasil didapat dalam 1-2 hari


J. PENATALAKSANAAN
Sehingga kini masih tidak ada pengobatan sfesisfik untuk penyakit ini dan vaksin yang berguna sebagai tindakan preventif juga belum di temukan pengobatannya hanya bersifat siptomatis dan suportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, serta anti inflamasi. (sudeep AB). Pemberian aspirin kepada penderita demam  demam chikungunya ini tidak di anjurkan karena di khawatirkan efek aspirin terhadap paletelet. Pemberian chloroquine phosphate sangay efektif untuk arthritis  chikungunya kronis.(Abraham AS).
Penularan wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat mengembangkan agen antivirus baru, RNAI, yang bertindak mencegah infeksi yang di timbulkan virus dengan menganggu post transcriptional expression nRNAI. (sudeep AB).


K.MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
1. hipertermia b.d proses infeksi virus (penyakit), di tandai dengan suhu tubuh meningkat (>37,5°C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas.
2. nyeri akut b.d agen cedera biologis di tandai dengan : klien tampak meringis, klien tampak melindungi area tubuh yang nyeri, klien melaporkannyeri secara verbal.
3. hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot di tandai dengan keterbatasan pergerakan sendi.
4. resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat, proses pemajanan terhadap pathogen.
5. resiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit (kemerahan pada kulit).
6.resiko gangguan fungsi hati b.d nekrosis sel hati (penurunan fungsi hati, limpadenopati).
7. ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan di tandai denganpasiengelisah, takut, khawatir. 
G. discharge planning
a. Menguras bak mandi paling tidak seminggu sekali 
b. Menutup tempat penyimpanan air dan pemberian abate
c. Mengubur sampah 
d. Menaburkan larvasida 
e. Memelihara ikan pemakan jentik 
f. Pengapasan 
g. Menggunakan pakaian, celana panjang dan mengoleskan reppelant pada kulit 
h. Pemasangan kawat kasa dirumah 

L. WOC 


 

M. KOMPLIKASI
           Sampai saat ini komplikasi pada chikungunya belum ditemukan, karena penyakit ini bersifat “self limited” yakni akan sembuh sendiri.
N. PENGOBATAN
Chikungunya pada dasarnya bersifat self limiting disease artinya penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Hingga saat ini, belum ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya, oleh karenanya pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala yang mengganggu (simtomatis). Obat-obatan yang dapat digunakan adalah obat antipiretik, analgetik (non-aspirin analgetik; non steroid anti inflamasi drug parasetamol, antalgin, natrium diklofenak, piroksikam, ibuprofen, obat anti mual dan muntah adalah dimenhidramin atau metoklopramid). Aspirin dan steroid harus dihindari. Terapi lain disesuaikan dengan gejala yang dirasakan (Soedarto, 2007).  Bagi penderita dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Memperbanyak konsumsi buah buahan segar, sebaiknya minum jus buah segar. Vitamin peningkat daya tahan tubuh dapat bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini.  Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Disarankan juga minum banyak air putih untuk menghilangkan gejala demam (Anies, 2006)


ASUHAN KEPERAWATAN
1.                  PENGKAJIAN
1)             Riwayat Sekarang: Keluhan saat ini,
Biasanya demam tinggi timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan, panas tinggi selama 2 –4 hari kemudian kembali normal, Nyeri persendian, Nyeri otot, Bercak kemerahan ( ruam), Sakit kepala, Kejang dan penurunan kesadaran dan pembesaran kelenjar getah bening.

2)                  Riwayat Masa Lalu: apakah ada anggota keluarga maupun tetangga di sekitar rumah yang pernah atau sedang terkena penyakit dengan gejala yang sama,bagaimana kondisi lingkungan di sekitar rumah.

3)                  Pemeriksaan Fisik:inpeksi/lihat adakah kemerahan dan bentuk luka dikulit, sesak dan palpasi adakah pembengkakan, demam, nyeri lambung.

4)                  Pemeriksaan Penunjang: adakah pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui bakteri antraks, dan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui kelainan perdarahan, dan komplikasi.

5)                  Penatalaksanaan: terapi yang diberikan sesuai intruksi dokter.

6)                  Dischart Planning
Pencegahan terbaik adalah membasmi sarang nyamuk dengan 3 M ( menutup, menguras dan mengubur barang bekas yang biasa menampung air ), atau menaburkan bubuk abate pada penampungan air sebagaimana mencegah demam berdarah


2.                  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan proses penyakitnya
2)      Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus chikungunya
3)      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi
4)      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

3.                  PERENCANAAN KEPERAWATAN


 

KASUS

Tuan A, umur 35 tahun, mengeluh demam dengan suhu 38,5 oC dari dua hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri di sendi pada lutut dan tulang belakangnya dan nyeri seperti tertusuk-tusuk. Kadang-kadang ia merasa pusing, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Pada kulit pasien timbul bercak kemerahan. Keluarga pasien mengatakan selama empat bulan terakhir ini, di daerah tempat tinggal pasien sering turun hujan dan sanitasi lingkungan tempat tinggal mereka kurang bagus. Keluarga pasien juga mengatakan saluran pembuangan di lingkungan tempat tinggal mereka kurang lancar.

Fokus Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yag dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian pada pasien dengan ”Demam Chikungunya” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi:
a.       Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai sumber (pasien, keluarga, RM, dan hasil pemeriksaan penunjang)
b.      Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien
c.       Kaji riwayat keperawatan
d.      Kaji adanya peningkatan suhu, mual muntah, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, dan penurunan kesadaran


1.2.2.      Analisa Data

No.
Data
Interpretasi
Masalah
1.
DS :
Tn. A mengatakan demam sejak dua hari yang lalu
DO:
suhu 38,5 oC dan px tampak menggigil
Chikungunya virus



Nyamuk Aides aegypty



Tubuh manusia



Metastase virus



Infeksi



Demam
Hipertermi
2.
DS :
Tn. A mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk pada sendi lutut dan tulang belakangnya
DO :
Px tampak meringis saat menggerakkan kakinya, saat duduk, dan saat bergerak
Chikungunya virus



Nyamuk Aides aegypty



Tubuh manusia



Metastase virus



Inflamasi persendian




Nyeri

Nyeri akut
3.
DS :
Tn. A kadang-kadang mengeluh pusing, tidak nafsu makan, mual, dan muntah
DO :
Px tidak dapat menghabiskan 1 porsi makanan
Sakit kepala



Mual, muntah 


Ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakseimbangan nutrisi
4.
DS : -
DO:
a.   Px tampak muntah setelah makan
b.   Turgor kulit px menurun
c.   Bibir px terlihat pecah-pecah
Sakit kepala



Mual, muntah

Kekurangan volume cairan dari kebutuhan
Kekurangan volume cairan dari kebutuhan
5.
DS :
Px dan keluarganya terus menerus menanyakan tentang penyakit yang diderita oleh px
DO :
Wajah px dan keluarganya tampak bingung dan cemas
Demam Chikungunya



Kejang


Kurang terpapar informasi


Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan


1.2.3.      Diagnosa Keperawatan
1.      Hipertermi b.d. proses infeksi, ditandai dengan :
-          Suhu 38, 5 oC
-          Pasien tampak menggigil
2.      Nyeri b.d. proses inflamasi pada persendian, ditandai dengan :
-          Pasien mengeluh nyeri pada sendi lutut dan tulang belakang
-          Pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk
-          Pasien terlihat meringis saat kakinya digerakkan, saat bergerak, dan saat duduk
3.      Ketidakseimbangan nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan, mengabsorpsi, dan mencerna makanan, ditandai dengan :
-          Pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan, mual, dan muntah
-          Pasien tidak dapat menghabiskan satu porsi makanan
4.      Kekurangan volume cairan b.d. ketidaadekuatan intake cairan, ditandai dengan :
-          Px tampak muntah setelah makan
-          Turgor kulit px menurun
-          Bibir px terlihat pecah-pecah
5.      Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi, ditandai dengan :
-          Px dan keluarganya terus menerus menanyakan tentang penyakit yang diderita oleh px
-          Wajah px dan keluarganya tampak bingung dan cemas


1.2.4.      Rencana Keperawatan

No. Dx.
Hari
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1

Setelah diberikan askep selama 3x24, diharapkan suhu tubuh px normal dengan kriteria hasil:
-  Suhu tubuh px 35-37 oC
-  Kulit tidak tampak kemerahan
- Kaji suhu tubuh px







- Beri kompres air hangat

Mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi, mengurangi panas dengan pemindahan panas secara evaporasi
Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil
2.

Setelah diberikan askep 3x24 jam diharapkan nyeri px hilang atau terkontrol, dengan KH :
- Px melaporkan nyeri berkurang
- Px tidak mengeluh nyeri pada sendi lutut dan tulang belakangnya
-Px tidak memegangi daerah yang nyeri
- Kaji tingkat nyeri px


- Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
- Alihkan perhatian px dari rasa nyeri yang diderita



- Kolaborasi dalam pemberian obat analgetaik
Untuk mengetahui seberapa berat nyeri yang dialami oleh px
Untuk mengurangi rasa nyeri


Dengan melakukan aktivitas lain, px dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang diderita
Obat anlagetik dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri yang diderita
3.

Setelah diberikan askep 3x24 jam, diharapkan kebutuhan nutrisi px terpenuhi, dengan KH :
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Intake nutrisi adekuat
- Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

- Observasi dan catat masukan makanan px


- Berikan makanan sedikit tapi sering
Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah ditensi gaster
4.

Setelah diberikan askep 3x24 jam, diharapkan tidak terjadi kekurangan volume cairan, dengan KH :
- Input dan output cairan seimbang
- Vital sign normal
- Awasi vital sign setiap 3 jam atau sesuai indikasi

- Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml/hari sesuai toleransi
- Kolaborasi pemberian cairan IV
Vital sign membantu mengidentifikasikan fluktuasi cairan intravaskuler
Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh per oral
Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipopolemik
5.

Setelah diberi asuhan keperawatan 3x 24 jam diharapkan pasien berpartipasi dalam proses pengobatan, dengan KH:
- pasien mendapatkan informasi tentang penyakitnya
- pasien dapat ikut serta dalam terapi pengobatan
- Tentukan tingkat pengetahuan px


- Berikan informasi mengenai penyakit dan program pengobatan yang diberikan

-Diskusikan kebutuhan akan kontrol penyakit yang rutin
Mempengaruhi pilihan terhadap intervensi yang diberikan
Menambah pengetahuan px tentang penyakitnya dan pengobatan yang akan diberikan
Memantau perbaikan dan identifikasi kebutuhan terapi dan meningkatkan secara optimal proses penyembuhan

1.2.5.      Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang direncanakan.

1.2.6.      Evaluasi
1.      Suhu tubuh pasien normal, 35-37 0C
2.      Nyeri pasien hilang atau terkontrol
3.      Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
4.      Volume cairan tubuh pasien seimbang
5.      Pasien mengerti tentang penyakit dan program pengobatan yang diberikan




BAB III
PENUTUP


A.                Kesimpulan
Chikungunya adalah penyakit yang ditandai dengan demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai adanya ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan ) pada kulit. Chikungunya disebabkan adanya inveksi virus chikungunya (CHIKV), yaitu jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga Togaviridae, dan ditularkan atau di sebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypty, nyamuk yang sama menularkan penyakit demam berdarah dengue. Penularan Chikungunya dapat terjadi bila penderita yang mengandung virus Chikungunya digigit nyamuk penular maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk dalam lambung nyamuk.  Chikungunya pada dasarnya bersifat self limiting disease artinya penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Hingga saat ini, belum ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya, oleh karenanya pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala yang mengganggu (simtomatis).










DAFTAR PUSTAKA

Huda Nurafif A dan Kusuma Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis NicNoc. Jilid 1. Jogjakarta: MediAction.


 

 
 

 


    










0 komentar